Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Terorisme dan Radikalisme “Gebuk” dan “Tendang”

Gambar
Oleh Muchsin Ismail  anekainfounik.net Di saat umat Islam Indonesia sedang disibukkan memersiapkan diri menyambut datangnya bulan Ramadlan dan bangsa ini sedang giat mengurai benang kusut guna merajut kembali NKRI, tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa ledakan bom bunuh diri di halte bus Kampung Melayu, Jakarta. Sontak, peristiwa itu, meninggalkan jejak-jejak luka, baik bagi anggota masyarakat yang terdampak langsung yaitu korban dan keluarga korban maupun masyarakat umum. Dua ledakan bom bunh diri mengakibatkan nyawa meregang dan yang mengalami luka berat. Lima orang meninggal dunia, tiga orang adalah aparat keamanan (polisi) dan yang duanya lagi diduga pelaku bom bunuh diri serta belasan sisanya mengalami luka berat. Kita harus berbelasungkawa terhadap korban dan keluarga, kita pun mengutuk keras atas tindakan pengecut teroris, dan berkharap di masa depan tidak ada lagi korban manusia akibat tindakan biadab tersebut. Maka dari itu, pertanyaannya kemudian bagaimana menyikapi f...

DIMANA POSISI PANCASILA?

DIMANA POSISI PANCASILA? Oleh: Arief B. Iskandar Ada pertanyaan menarik kepada pihak HTI saat rame isu khilafah, "Jika Khilafah tegak,  dimana posisi Pancasila?" Untuk menjawab pertanyaan ini, kita layak bertanya balik,  "Memangnya sekarang Pancasila masih ada?" Jika masih ada, dimana posisi Pancasila saat neoliberalisme merajalela dan terbukti telah membangkrutkan negeri ini saat ini? Saat

KHILAFAH DALAM PANDANGAN ULAMA SALAF DAN KHOLAF

KHILAFAH DALAM PANDANGAN ULAMA SALAF DAN KHOLAF Oleh: Ustadz Choirul Anam Banyak sekali orang yang mengatakan bahwa khilafah itu hanyalah khayalan HIZBUT TAHRIR. Tidak ada ulama salaf yang membahas khilafah, apalagi mewajibkan khilafah. Benarkah demikian? Benarkah bahwa tidak ada ulama yang membahasa dan mewajibkan khilafah? Tulisan ini akan membahasa secara ringkas. Untuk pembahasan yang

Wacana Penguatan Civil Society

Gambar
Oleh Muchsin Ismail, Praktisi Pendidikan Belakangan mengemuka kembali isu tentang penguatan demokrasi dan civil society di tanah air kita. Pemantik dan pemicu mengemukanya isu tersebut adalah karena keputusan pemerintah terkait pembubaran ormas islam, yakni atas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pengumuman resminya disampaikan oleh Meknkopolhukam, Wiranto di Jakarta. Dan pasca pengumuman tersebut muncul  reaksi dari berbagai pihak atau kalangan dalam merespon keputusan tersebut.  Meskipun keputusan itu belum memiliki kekuatan hukum, karena yang berhak memutuskan dibubarkan dan tidaknya adalah berada pada domain hukum, pengadilan, tetap saja tindakan pemerintah menjadi pertanyaan publik. Dan ada sebagian publik yang menilai pemerintah begitu  ramah terhadap idiologi ke kiri-kirian dan keras terhadap yang sebaliknya, seperti terhadap HTI. Tulisan ini tidak menyoal sebarapa relavan tidak relevannya keputusan pemerintah terhadap HTI, hal ini sudah banyak dibahas dalam media-m...

Pendidikan merupakani Human Capital (Bagian II, selesai)

Gambar
wokandapix Untuk memahami sejauh mana dampak pendidikan terhadap produktivitas dan pendapatan seseorang atau sekelompok orang, seperti yang telah di kemukakan di bagian I dari seri tulisan ini, [ Pendidikan merupakan Human Capital(Bagian I) ] , ada enam parameter, yakni rate of return , indeks sumber daya manusia, fixed requirement , dan pendekatan fungsi produksi. Pertama , pendekatan return of capital mengasumsikan bahwa pendidikan berkontribusi terhadap skill , pengetahuan, dan sikap tertentu yang relevan bagi peningkatan produksi dan pendapatan. Variable yang digunakan untuk mengukur rate of return :  profil pendapatan seseorang dengan skill kependidikan khusus dibuat, profil mereka yang terdidik dibandingkan dengan pendapatan kelompok yang lebih rendah pendidikannya, dan latarbelakang keluarga, tingkat inteligensi, dan pengaruh kelompok sosial yang langsung atau tidak langsung menyebabkan perbedaan pendapatan. Kedua , pendekatan indeks sumber daya manusia dipandang berkor...